Minggu, 16 Oktober 2016

E-Learning ( pembelajaran dgn menggunakan perangkat elektronik )/komputer

PEMBELAJARAN BERBASIS TIK ( E-LEARNING )
1.  Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (e-Learning)
Usaha-usaha  untuk  mengejar  ketertinggalan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  dalam
hal  belajar  mengajar,  mulai  dari  bentuk  pembelajaran  konvensional  sampai  dengan
penggunaan media dan alat peraga, dengan tatap muka di ruang kelas maupun di mana
saja dan kapan  saja, dari penggunaan kertas menuju ke  paperless  dan  offline  serta cara–
cara interaktif lainnya. Keadaan seperti itu tidak terlepas dari peran perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi.
Pada suatu kegiatan pembelajaran semestinya terjadi interaksi antara guru dan siswa.
Interaksi ini tidak selalu hanya satu arah serta tidak harus dilakukan dengan tatap muka.
Selain  tatap  muka,  guru  dapat  pula  melaksanakan  kegiatan  pembelajaran  tanpa  melalui
tatap muka, tetapi menggunakan media-media media komunikasi berupa : telepon, televisi,
komputer, internet,  e-mail, blogger,  dan lain sebagainya atau lebih jelasnya menggunakan
media TI (internet) sebagai media elektronik yang digunakan dalam proses pembelajaran
yang disebut dengan e-learning.
Konsep  e-learning  membawa  pengaruh  terjadinya  proses  transformasi  pendidikan
konvensional ke dalam bentuk digital baik secara isi maupun sistemnya. Saat ini konsep  elearning sudah banyak diterima oleh masyarakat, tebukti dengan maraknya implementasi  elearning di lembaga pendidikan formal maupun informal.
Pengertian  e-learning  yang sederhana namun mengena dikatakan oleh Maryati S.Pd,
bahwa e-learning terdiri dari dua bagian yaitu  e- yang merupakan singkatan dari elektronika
dan  learning  yang  berarti  pembelajaran.  Jadi  e-learning  adalah  pembelajaran  dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik, khususnya perangkat komputer.
Untuk menerapkan e-learning minimal harus ada tiga komponen pembentuk e-learning :
a.  Infrastruktur e-learning,
Berupa  personal  computer  (PC),  jaringan  computer,  internet,  dan  perlengkapan  multi
media. Termasuk didalamnya peralatan  teleconference  apabila menggunakan layanan
synchronous learning melalui teleconference.
b.  Sistem dan aplikasi e-learning,
Sistem  perangkat  lunak  yang  mem-virtualisasi  proses  belajar  mengajar  konvensional
yang  meliputi  bagaimana  manajemen  kelas,  pembuatan  materi,  forum  diskusi,  sistem
penilaian, sistem ujian dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses
belajar  mengajar.  Sistem  perangkat  lunak  tersebut  sering  disebut  dengan  learning
management system  (LMS). LMS ini sifatnya  open source  sehingga bisa dimanfaatkan
dengan mudah dan murah untuk dikembangkan di sekolah.
c.  Konten e-learning,
Adalah  isi  dari  bahan/materi  apa  saja  yang  ada  pada  e-learning  system.  Konten  dan
bahan  ajar  ini  bisa  berbentuk  multi  media  interaktif  ataupun  teks.  Konten  e-learning
biasa disimpan dalam LMS sehingga dapat diakses oleh siswa peserta didik kapan pun
dan di mana pun.
MATERI  PEDAGOGIK
KB 1.2  NAMA MODUL  PEMANFAATAN TIK DALAM PEMBELAJARAN
NAMA KB  Pembelajaran Berbasis TIK (e-Learning)
Bahan Rujukan
2 | H a l
Keberadaan  TIK  dalam  dunia  pendidikan  yang  menawarkan  berbagai  macam
kemudahan tersebut menuntut kesiapan siswa beserta  tenaga pendidik dan kependidikan
baik  dari  sisi  pengetahuan,  keterampilan,  dan  bahkan  sikap  mentalnya.  Dari  segi
pengetahuan, mereka harus diberi bekal untuk memahami fungsi dari fitur-fitur yang ada.
Dari  segi  keterampilan,  mereka  dituntut  untuk  dapat  menggunakan  dan  mengeksploitasi
fitur-fitur yang ada.
Dan dari segi sikap mental, mereka dituntut untuk menggunakan dan memanfaatkan
fitur-fitur yang ada dengan benar dan penuh tanggung jawab. Pada sisi lain, sekolah harus
memfasilitasi  diri  dengan  melengkapi  sarana  dan  prasarana  yang  dibutuhkan  untuk
menunjang  pemanfaatan  TIK  dalam  pembelajaran.  Fasilitas  tersebut  antara  lain  adalah
gedung/ruang  yang  memadai,  alat-alat  elektronik  (komputer,  LCD  projector,  modem,  dan
perangkatnya), instalasi listrik dan internet, dan termasuk juga pendanaan untuk membayar
beban.
Tenaga didik dan pendidikan pada suatu sekolah adalah komponen utama yang harus
dipersiapkan terlebih dahulu baik dari pengetahuan, keterampilan, maupun sikap mentalnya
dalam  pemanfaatan  TIK.  Kegiatan  tersebut  dapat  dilaksanakan  secara  mandiri  maupun
secara terprogram yang dilaksanakan oleh sekolah melalui pendidikan dan pelatihan yang
pelaksanaannya bisa menggandeng lembaga pendidikan, pelatihan, maupun melalui belajar
dengan teman sejawat. Sudah barang tentu sekolah sekali lagi harus mengeluarkan biaya
maupun  merencanakan  waktu  untuk  menyelenggarakan  pendidikan  dan  pelatihan
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran maupun administrasi sekolah.
Sistem  pembelajaran  elektronik  atau  e-pembelajaran  (Inggris  :  Electronic  learning
disingkat  E-learning)  dapat  didefinisikan  sebagai  sebuah  bentuk  teknologi  informasi  yang
diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya.  E-learning  merupakan dasar
dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan  elearning, peserta ajar (learner  atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas
untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung.  E-learning  juga  dapat
mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang
harus dikeluarkan oleh suatu program studi atau program pendidikan.
Prinsip dari e-learning adalah :
  Pertama,  e-learning  merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan,
pelatihan secara on-line.
  Kedua,  e-learning  menyediakan  seperangkat  alat  yang  dapat  memperkaya  nilai
belajar secara konvensional yang sudah berjalan lama sebelumnya (model belajar
konvensional,  kajian  terhadap  buku  teks,  CD-ROM,  dan  pelatihan  berbasis
komputer), sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
  Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam
kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan konten dan
pengembangan teknologi pendidikan.
  Keempat, Kapasitas peserta didik dalam penyerapan materi pembelajaran amat
bervariasi  tergantung  pada  bentuk  isi  dan  cara  penyampaiannya.  Makin  baik
keselarasan  antar konten  dan  alat  penyampai  dengan gaya  belajar, maka  akan
meningkatlah  kapasitas  peserta  didik  yang  pada  gilirannya  akan  memberi  hasil
yang lebih baik.
Bahan Rujukan
3 | H a l
E-learning  menggiring guru untuk mempersiapkan materi pembelajaran, metode, dan
teknik-teknik yang tepat sehingga menarik untuk digunakan sebagai pembelajaran. Sebagai
contoh  :  guru  membuat  sebuah  blog  yang  di  dalamnya  dapat  didesain  sedemikian  rupa
sehingga  menarik,  kemudian  dibuat  link-link  yang  berisi  materi  pelajaran  dalam  bentuk
modul,  hand  out,  power  point,  video,  dan  lain  sebagainya  secara  lengkap  yang  dapat
didownload  oleh  peserta  didik  dan  dapat  juga  secara  langsung  digunakan  untuk
menjelaskan materi yang dimaksud. Disamping itu juga, blog tersebut dapat memuat tugastugas  yang  harus  dikerjakan  oleh  peserta  didik  untuk  selanjutnya  tugas  tersebut
dipresentasikan  pada  saat  tatap  muka  ataupun  die-mail  atau  ditempatkan  di  media  lain.
Blog guru ini hendaknya juga dapat dengan mudah di akses oleh peserta didik ataupun non
peserta  didik  dari  manapun  dan  kapanpun  jika  setting  dari  blog  tersebut  adalah  dapat
dikonsumsi oleh umum.
Urutan yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.  Interoperability,
sistem berinteraksi dengan sistem lain dalam organisasi.
b.  Reusability,
sumber/objek belajar mudah digunakan dalam kurikulum, latar, dan profil peserta didik
yang berbeda.
c.  Manageability,
sistem telusur informasi tentang peserta didik dan konten.
d.  Accessibility,
semua peserta didik memiliki kemudahan menerima konten di setiap saat.
e.  Sustainability,
teknologi terus berkembang sesuai standar untuk menghindari keusangan.
Pola-pola di atas semua berbeda satu dengan yang lain. Sementara itu e-learning lebih luas
cakupannya  dibandingkan  dengan  online  learning.  Online  learning  hanya  menggunakan
Internet/intranet/LAN/WAN, tidak termasuk menggunakan CD ROM.
Gambar 1, Sistem Jaringan Internet dan Intranet
Bahan Rujukan
4 | H a l
2.  Bentuk Pembelajaran Berbasis TIK (e-learning)
Dalam  pembelajaran  berbasis  TIK  terdapat  perbedaan  komunikasi  antara
pembelajaran  langsung (syncronous)  dan tidak  langsung  (ansyncronous),  dengan  sebuah
terminologi untuk mendeskripsikan bagaimana dan kapan pembelajaran berlangsung.
a.  Pembelajaran Langsung (Syncronous Learning)
Dalam pembelajaran langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dalam waktu
yang sama (real time) walaupun pendidik dan para peserta didik secara fisik berada
pada tempat yang berbeda satu sama lain, misalnya :
1)  Mendengarkan siaran Radio,
2)  Menonton siaran Televisi,
3)  Konferensi audio/video,
4)  Telepon Internet,
5)  Chatting,
6)  Siaran langsung satelit dua arah.
b.  Pembelajaran Tidak Langsung (Ansyncronous Learning)
Dalam pembelajaran tidak langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dengan
adanya delay waktu (waktu yang berbeda) dan pendidik dan peserta didik secara fisik
berada pada tempat yang berbeda. Sebagai contoh yaitu :
1)  Belajar sendiri menggunakan internet atau CD-Rom.
2)  Kelas belajar menggunakan video tape.
3)  Presentasi web atau seminar menggunakan audio/video.
4)  Rekaman suara.
5)  Mentoring tanya jawab.
6)  Membaca pesan e-mail.
7)  Mengakses content online
8)  Forum diskusi
Karakteristik dari pembelajaran tidak langsung (ansyncronous) adalah pendidik harus
mempersiapkan  terlebih  dahulu  materi  belajar  sebelum  proses  belajar  mengajar
berlangsung. Oleh sebab itu dalam pembelajaran tidak langsung Bahan ajar sudah harus
siap di bank dokumen disimpan dalam server. Peserta didik bebas menentukan kapan akan
mempelajari  materi  belajar  tersebut,  disamping  itu  peserta  bisa  memilih  sesuai  dengan
selera  dan  minatnya  masing-masing  untuk  mempelajarinya.  Namun  yang  menjadi  suatu
tantangan adalah bagaimana menyajikan materi atau bahan ajar  yang cukup menarik untuk
dibaca.  Biasanya  seorang  penyusun  modul  menyeting  ilustrasi-ilustrasi  bentuk  visual
diantaranya video atau minimal gambar-gambar.
Contoh TIK yang digunakan dalam komunikasi pembelajaran secara syncronous dan
asyncronous  tersaji sebagai berikut :
Bahan Rujukan
5 | H a l
Asyncronous Learning   Syncronous Learning
Fax  Telephone
E-Mail  Screen Sharing
Knowledge Base  Chat
Newsgroups  Web conferences
Computer Based Training  Online Seminar
Quick Reference Guide  Compressed video classes
Sedangkan karakteristik e-learning dapat dikemukakan sebagai berikut :
Karakteristik  Penjelasan
Non-linearity  Pemakai (user) bebas untuk mengakses (browse)
tentang objek pembelajaran dan terdapat fasilitas
untuk memberikan persyaratan tergantung pada
pengetahuan pemakai.
Self Managing  Pemakai dapat mengelola sendiri proses
pembelajaran dengan mengikuti struktur yang telah
dibuat.
Feedback-Interactivity  Pembelajaran dapat dilakukan dengan interaktif dan
disediakan feedback pada proses pembelajaran.
Bahan Rujukan
6 | H a l
3.  Perkembangan E-learning
E-learning  pertama  kali  diperkenalkan  oleh  universitas  Illinois  di  Urbana-Champaign
dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction  )
dan  komputer  bernama  PLATO.  Sejak  saat  itu,  E-learning  berkembang  sejalan  dengan
perkembangan dan kemajuan ICT. Berikut ringkasan perkembangan  e-learning  dari masa
ke masa (Madao,2008) :
a.  Tahun 1990,
Era  CBT  (Computer-Based  Training),  di  mana  mulai  bermunculan  aplikasi  e-learning
yang berjalan dalam PC  standalone  ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
b.  Tahun 1994,
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam
bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
c.  Tahun 1997,
Munculnya  LMS  (Learning  Management  System).  Seiring  dengan  perkembangan
teknologi  internet,  masyarakat  di  dunia  mulai  terkoneksi  dengan  internet.  Kebutuhan
akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan
mutlak  ,  dan  jarak  serta  lokasi  bukanlah  halangan  lagi.  Dari  sinilah  muncul  LMS.
Perkembangan  LMS  yang  makin  pesat  membuat  pemikiran  baru  untuk  mengatasi
masalah interoperability  antar LMS  yang satu dengan lainnya secara standar.  Bentuk
standar  yang  muncul  misalnya  standar  yang  dikeluarkan  oleh  AICC  (Airline  Industry
CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dan sebagainya.
d.  Tahun 1999,
Sebagai  tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi
e-learning  berbasis  Web  berkembang  secara  total,  baik  untuk  pembelajar  (learner)
maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
informasi,  majalah,  dan  surat  kabar.  Isinya  juga  semakin  kaya  dengan  perpaduan
multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format
data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
Melihat  perkembangan  e-learning  dari  masa  ke  masa  yang  terus  berkembang
mengikuti  perkembangan  teknologi,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  e-learning  akan
menjadi sistem pembelajaran masa depan. Alasan efektifitas dan fleksibilitas akan menjadi
alas an utama.
Slogan  yang  selalu  diangkat  dalam  penerapan  e-learning,  yaitu  “Content  is  King,
Conversation  is  Queen”.  Sudah  sepantasnya  bagi  penggiat  e-learning,  untuk  selalu
berusaha menyajikan konten yang bisa diterima dengan baik, bisa diakses dengan mudah,
dan bisa diiikuti dengan menyenangkan.
Dalam dunia e-learning, SDM merupakan faktor yang sangat vital dalam implementasi
e-learning.  Mengapa  demikian?  Karena  e-learning  muncul  justru  untuk  meningkatkan
kualitas SDM, baik itu di perusahaan, instansi, institusi/dunia pendidikan, maupun di dalam
kehidupan  bermasyarakat.  Oleh  karena  itu  SDM  yang  ada  perlu  dipersiapkan  dengan
sebaik-baiknya sebelum e-learning dijalankan.
Bahan Rujukan
7 | H a l
SDM suatu perusahaan/institusi harus mempunyai pola pikir yang menyatakan bahwa
e-learning  menjadi  kebutuhan  perusahaan/institusi  untuk  mencapai  visi  dan  misi
perusahaan/institusi  itu  sendiri,  sehingga  e-learning  harus  dilakukan.  Cara  pandang  ini
tentunya  membawa  konsekuensi  dan  menuntut  adanya  perubahan,  di  antaranya  adalah
perubahan budaya kerja di perusahaan/ institusi tersebut. Dalam hal ini manajemen SDM
sebagai pengelola SDM yang ada tentunya akan membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai
dengan kebutuhan untuk menjalankan e-learning di perusahaan/institusi tersebut.
4.  Kelebihan dan Kekurangan E-learning
Sebagaimana disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran
dan  membuat  biaya  studi  lebih  ekonomis.  E-learning  mempermudah  interaksi  antara
peserta  didik  dengan  bahan/materi,  peserta  didik  dengan  dosen/guru/instruktur  maupun
sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses
bahan-bahan  belajar  setiap  saat  dan  berulang-ulang,  dengan  kondisi  yang  demikian  itu
peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dalam  e-learning,  faktor  kehadiran  guru  atau  pengajar  otomatis  menjadi  berkurang
atau  bahkan  tidak  ada.  Hal  ini  disebabkan  karena  yang  mengambil  peran  guru  adalah
komputer  dan panduan-panduan  elektronik  yang dirancang oleh "contents writer", designer
e-learning, dan pemrogram komputer.
Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah dalam hal :
a. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi  tanggung jawabnya sesuai
dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir,
b.  mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya,
c. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung
dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik  e-learning  ini. Inilah yang
menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning  yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari
e-learning  yang terdiri dari e (elektronik) dan  learning  (belajar), maka sistem ini mempunyai
kelebihan dan kekurangan.
Perkembangan  pembelajaran  dari  konvensional  lebih  diarahkan  pada  sistem  elearning.  Alasannya adalah mengurangi fasilitas bentuk kertas dan tenaga.  Kejelekan dari
sistem  e-learning  adalah  diperlukannya  kesiapan  peralatan  dan  SDM  yang  profesional.
Dilihat  dari  bentuk  penyajian  pembelajaran  bisa  bersifat  langsung  dan  tidak  langsung,  di
samping itu sistem pembelajaran bisa disetting  dengan  offline  maupun online.  Sarana  dari
aplikasi e-learning adalah dengan sistem internet atau intranet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar