PEMBELAJARAN BERBASIS TIK ( E-LEARNING )
1. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (e-Learning)Usaha-usaha untuk mengejar ketertinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
hal belajar mengajar, mulai dari bentuk pembelajaran konvensional sampai dengan
penggunaan media dan alat peraga, dengan tatap muka di ruang kelas maupun di mana
saja dan kapan saja, dari penggunaan kertas menuju ke paperless dan offline serta cara–
cara interaktif lainnya. Keadaan seperti itu tidak terlepas dari peran perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi.
Pada suatu kegiatan pembelajaran semestinya terjadi interaksi antara guru dan siswa.
Interaksi ini tidak selalu hanya satu arah serta tidak harus dilakukan dengan tatap muka.
Selain tatap muka, guru dapat pula melaksanakan kegiatan pembelajaran tanpa melalui
tatap muka, tetapi menggunakan media-media media komunikasi berupa : telepon, televisi,
komputer, internet, e-mail, blogger, dan lain sebagainya atau lebih jelasnya menggunakan
media TI (internet) sebagai media elektronik yang digunakan dalam proses pembelajaran
yang disebut dengan e-learning.
Konsep e-learning membawa pengaruh terjadinya proses transformasi pendidikan
konvensional ke dalam bentuk digital baik secara isi maupun sistemnya. Saat ini konsep elearning sudah banyak diterima oleh masyarakat, tebukti dengan maraknya implementasi elearning di lembaga pendidikan formal maupun informal.
Pengertian e-learning yang sederhana namun mengena dikatakan oleh Maryati S.Pd,
bahwa e-learning terdiri dari dua bagian yaitu e- yang merupakan singkatan dari elektronika
dan learning yang berarti pembelajaran. Jadi e-learning adalah pembelajaran dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik, khususnya perangkat komputer.
Untuk menerapkan e-learning minimal harus ada tiga komponen pembentuk e-learning :
a. Infrastruktur e-learning,
Berupa personal computer (PC), jaringan computer, internet, dan perlengkapan multi
media. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila menggunakan layanan
synchronous learning melalui teleconference.
b. Sistem dan aplikasi e-learning,
Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional
yang meliputi bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi, forum diskusi, sistem
penilaian, sistem ujian dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses
belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan learning
management system (LMS). LMS ini sifatnya open source sehingga bisa dimanfaatkan
dengan mudah dan murah untuk dikembangkan di sekolah.
c. Konten e-learning,
Adalah isi dari bahan/materi apa saja yang ada pada e-learning system. Konten dan
bahan ajar ini bisa berbentuk multi media interaktif ataupun teks. Konten e-learning
biasa disimpan dalam LMS sehingga dapat diakses oleh siswa peserta didik kapan pun
dan di mana pun.
MATERI PEDAGOGIK
KB 1.2 NAMA MODUL PEMANFAATAN TIK DALAM PEMBELAJARAN
NAMA KB Pembelajaran Berbasis TIK (e-Learning)
Bahan Rujukan
2 | H a l
Keberadaan TIK dalam dunia pendidikan yang menawarkan berbagai macam
kemudahan tersebut menuntut kesiapan siswa beserta tenaga pendidik dan kependidikan
baik dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan bahkan sikap mentalnya. Dari segi
pengetahuan, mereka harus diberi bekal untuk memahami fungsi dari fitur-fitur yang ada.
Dari segi keterampilan, mereka dituntut untuk dapat menggunakan dan mengeksploitasi
fitur-fitur yang ada.
Dan dari segi sikap mental, mereka dituntut untuk menggunakan dan memanfaatkan
fitur-fitur yang ada dengan benar dan penuh tanggung jawab. Pada sisi lain, sekolah harus
memfasilitasi diri dengan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
menunjang pemanfaatan TIK dalam pembelajaran. Fasilitas tersebut antara lain adalah
gedung/ruang yang memadai, alat-alat elektronik (komputer, LCD projector, modem, dan
perangkatnya), instalasi listrik dan internet, dan termasuk juga pendanaan untuk membayar
beban.
Tenaga didik dan pendidikan pada suatu sekolah adalah komponen utama yang harus
dipersiapkan terlebih dahulu baik dari pengetahuan, keterampilan, maupun sikap mentalnya
dalam pemanfaatan TIK. Kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara mandiri maupun
secara terprogram yang dilaksanakan oleh sekolah melalui pendidikan dan pelatihan yang
pelaksanaannya bisa menggandeng lembaga pendidikan, pelatihan, maupun melalui belajar
dengan teman sejawat. Sudah barang tentu sekolah sekali lagi harus mengeluarkan biaya
maupun merencanakan waktu untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran maupun administrasi sekolah.
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris : Electronic learning
disingkat E-learning) dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang
diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya. E-learning merupakan dasar
dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan elearning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas
untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat
mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang
harus dikeluarkan oleh suatu program studi atau program pendidikan.
Prinsip dari e-learning adalah :
Pertama, e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan,
pelatihan secara on-line.
Kedua, e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai
belajar secara konvensional yang sudah berjalan lama sebelumnya (model belajar
konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis
komputer), sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam
kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan konten dan
pengembangan teknologi pendidikan.
Keempat, Kapasitas peserta didik dalam penyerapan materi pembelajaran amat
bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik
keselarasan antar konten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan
meningkatlah kapasitas peserta didik yang pada gilirannya akan memberi hasil
yang lebih baik.
Bahan Rujukan
3 | H a l
E-learning menggiring guru untuk mempersiapkan materi pembelajaran, metode, dan
teknik-teknik yang tepat sehingga menarik untuk digunakan sebagai pembelajaran. Sebagai
contoh : guru membuat sebuah blog yang di dalamnya dapat didesain sedemikian rupa
sehingga menarik, kemudian dibuat link-link yang berisi materi pelajaran dalam bentuk
modul, hand out, power point, video, dan lain sebagainya secara lengkap yang dapat
didownload oleh peserta didik dan dapat juga secara langsung digunakan untuk
menjelaskan materi yang dimaksud. Disamping itu juga, blog tersebut dapat memuat tugastugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik untuk selanjutnya tugas tersebut
dipresentasikan pada saat tatap muka ataupun die-mail atau ditempatkan di media lain.
Blog guru ini hendaknya juga dapat dengan mudah di akses oleh peserta didik ataupun non
peserta didik dari manapun dan kapanpun jika setting dari blog tersebut adalah dapat
dikonsumsi oleh umum.
Urutan yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Interoperability,
sistem berinteraksi dengan sistem lain dalam organisasi.
b. Reusability,
sumber/objek belajar mudah digunakan dalam kurikulum, latar, dan profil peserta didik
yang berbeda.
c. Manageability,
sistem telusur informasi tentang peserta didik dan konten.
d. Accessibility,
semua peserta didik memiliki kemudahan menerima konten di setiap saat.
e. Sustainability,
teknologi terus berkembang sesuai standar untuk menghindari keusangan.
Pola-pola di atas semua berbeda satu dengan yang lain. Sementara itu e-learning lebih luas
cakupannya dibandingkan dengan online learning. Online learning hanya menggunakan
Internet/intranet/LAN/WAN, tidak termasuk menggunakan CD ROM.
Gambar 1, Sistem Jaringan Internet dan Intranet
Bahan Rujukan
4 | H a l
2. Bentuk Pembelajaran Berbasis TIK (e-learning)
Dalam pembelajaran berbasis TIK terdapat perbedaan komunikasi antara
pembelajaran langsung (syncronous) dan tidak langsung (ansyncronous), dengan sebuah
terminologi untuk mendeskripsikan bagaimana dan kapan pembelajaran berlangsung.
a. Pembelajaran Langsung (Syncronous Learning)
Dalam pembelajaran langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dalam waktu
yang sama (real time) walaupun pendidik dan para peserta didik secara fisik berada
pada tempat yang berbeda satu sama lain, misalnya :
1) Mendengarkan siaran Radio,
2) Menonton siaran Televisi,
3) Konferensi audio/video,
4) Telepon Internet,
5) Chatting,
6) Siaran langsung satelit dua arah.
b. Pembelajaran Tidak Langsung (Ansyncronous Learning)
Dalam pembelajaran tidak langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dengan
adanya delay waktu (waktu yang berbeda) dan pendidik dan peserta didik secara fisik
berada pada tempat yang berbeda. Sebagai contoh yaitu :
1) Belajar sendiri menggunakan internet atau CD-Rom.
2) Kelas belajar menggunakan video tape.
3) Presentasi web atau seminar menggunakan audio/video.
4) Rekaman suara.
5) Mentoring tanya jawab.
6) Membaca pesan e-mail.
7) Mengakses content online
8) Forum diskusi
Karakteristik dari pembelajaran tidak langsung (ansyncronous) adalah pendidik harus
mempersiapkan terlebih dahulu materi belajar sebelum proses belajar mengajar
berlangsung. Oleh sebab itu dalam pembelajaran tidak langsung Bahan ajar sudah harus
siap di bank dokumen disimpan dalam server. Peserta didik bebas menentukan kapan akan
mempelajari materi belajar tersebut, disamping itu peserta bisa memilih sesuai dengan
selera dan minatnya masing-masing untuk mempelajarinya. Namun yang menjadi suatu
tantangan adalah bagaimana menyajikan materi atau bahan ajar yang cukup menarik untuk
dibaca. Biasanya seorang penyusun modul menyeting ilustrasi-ilustrasi bentuk visual
diantaranya video atau minimal gambar-gambar.
Contoh TIK yang digunakan dalam komunikasi pembelajaran secara syncronous dan
asyncronous tersaji sebagai berikut :
Bahan Rujukan
5 | H a l
Asyncronous Learning Syncronous Learning
Fax Telephone
E-Mail Screen Sharing
Knowledge Base Chat
Newsgroups Web conferences
Computer Based Training Online Seminar
Quick Reference Guide Compressed video classes
Sedangkan karakteristik e-learning dapat dikemukakan sebagai berikut :
Karakteristik Penjelasan
Non-linearity Pemakai (user) bebas untuk mengakses (browse)
tentang objek pembelajaran dan terdapat fasilitas
untuk memberikan persyaratan tergantung pada
pengetahuan pemakai.
Self Managing Pemakai dapat mengelola sendiri proses
pembelajaran dengan mengikuti struktur yang telah
dibuat.
Feedback-Interactivity Pembelajaran dapat dilakukan dengan interaktif dan
disediakan feedback pada proses pembelajaran.
Bahan Rujukan
6 | H a l
3. Perkembangan E-learning
E-learning pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign
dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction )
dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, E-learning berkembang sejalan dengan
perkembangan dan kemajuan ICT. Berikut ringkasan perkembangan e-learning dari masa
ke masa (Madao,2008) :
a. Tahun 1990,
Era CBT (Computer-Based Training), di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning
yang berjalan dalam PC standalone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
b. Tahun 1994,
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam
bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
c. Tahun 1997,
Munculnya LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan
teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan
akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan
mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS.
Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi
masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk
standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry
CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dan sebagainya.
d. Tahun 1999,
Sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi
e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner)
maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan
multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format
data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
Melihat perkembangan e-learning dari masa ke masa yang terus berkembang
mengikuti perkembangan teknologi, maka dapat disimpulkan bahwa e-learning akan
menjadi sistem pembelajaran masa depan. Alasan efektifitas dan fleksibilitas akan menjadi
alas an utama.
Slogan yang selalu diangkat dalam penerapan e-learning, yaitu “Content is King,
Conversation is Queen”. Sudah sepantasnya bagi penggiat e-learning, untuk selalu
berusaha menyajikan konten yang bisa diterima dengan baik, bisa diakses dengan mudah,
dan bisa diiikuti dengan menyenangkan.
Dalam dunia e-learning, SDM merupakan faktor yang sangat vital dalam implementasi
e-learning. Mengapa demikian? Karena e-learning muncul justru untuk meningkatkan
kualitas SDM, baik itu di perusahaan, instansi, institusi/dunia pendidikan, maupun di dalam
kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu SDM yang ada perlu dipersiapkan dengan
sebaik-baiknya sebelum e-learning dijalankan.
Bahan Rujukan
7 | H a l
SDM suatu perusahaan/institusi harus mempunyai pola pikir yang menyatakan bahwa
e-learning menjadi kebutuhan perusahaan/institusi untuk mencapai visi dan misi
perusahaan/institusi itu sendiri, sehingga e-learning harus dilakukan. Cara pandang ini
tentunya membawa konsekuensi dan menuntut adanya perubahan, di antaranya adalah
perubahan budaya kerja di perusahaan/ institusi tersebut. Dalam hal ini manajemen SDM
sebagai pengelola SDM yang ada tentunya akan membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai
dengan kebutuhan untuk menjalankan e-learning di perusahaan/institusi tersebut.
4. Kelebihan dan Kekurangan E-learning
Sebagaimana disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran
dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara
peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun
sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses
bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu
peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang
atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah
komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer
e-learning, dan pemrogram komputer.
Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah dalam hal :
a. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai
dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir,
b. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya,
c. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung
dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang
menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari
e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai
kelebihan dan kekurangan.
Perkembangan pembelajaran dari konvensional lebih diarahkan pada sistem elearning. Alasannya adalah mengurangi fasilitas bentuk kertas dan tenaga. Kejelekan dari
sistem e-learning adalah diperlukannya kesiapan peralatan dan SDM yang profesional.
Dilihat dari bentuk penyajian pembelajaran bisa bersifat langsung dan tidak langsung, di
samping itu sistem pembelajaran bisa disetting dengan offline maupun online. Sarana dari
aplikasi e-learning adalah dengan sistem internet atau intranet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar