KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI ( T I K )
Perkembangan teknologi begitu cepatnya dari tahun ke tahun, khususnya teknologi
informasi dan komunikasi. Salah satu wujud dari teknologi yaitu multimedia, dimanateknologi ini dimanfaatkan sebagai proses pembelajaran yang lebih atraktif. Survey yang
dilakukan oleh Universitas Islam Indonesia menunjukkan lebih dari 90% mahasiswa
mengatakan penggunaan multimedia telah meningkatkan keterserapan materi ajar.
Perkembangan lebih lanjut TIK di Indonesia khususnya dalam dunia pendidikan terus
berjalan walaupun belum optimal. Terdapat beberapa masalah dan kendala yang masih
dirasakan oleh masyarakat khususnya tenaga pendidik dan professional lainnya.
Permasalahan tersebut terutama berkaitan dengan infrastruktur jaringan dan konten, serta
kesiapan dan kultur sumber daya manusia di lingkungan pendidikan. Oleh karena itu,
berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan baik pemerintah maupun masyarakat dalam
rangka pemanfaatan TIK dalam pendidikan adalah perlu dilakukan integrasi antara TIK dan
mata pelajaran, dan bersifat sistematis.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication and
Technology (ICT) di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam
mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan. Isu-isu pendidikan di Indonesia
seperti kualitas dan relevansi pendidikan, akses dan ekuitas pendidikan, manajemen
pendidikan, otonomi dan akuntabilitas, efisiensi dan produktivitas, anggaran dan
sustainabilitas, tidak akan dapat diatasi tanpa bantuan TIK. Pendidikan berbasis TIK
merupakan sarana interaksi dalam pendidikan, yang dapat dimanfaatkan baik oleh pendidik
dan tenaga kependidikan maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas, produktivitas,
dan efektifitas.
Populasi penduduk Indonesia yang lebih dari 240 juta jiwa merupakan potensi sumber
daya manusia yang sangat strategis bagi pelaksanaan pembangunan. Pendidikan menjadi
kunci utama daya saing bangsa, dan keberadaan ICT diharapkan dapat memberikan
dukungan besar dalam upaya peningkatan kualitas SDM Indonesia. Namun di balik itu
semua ada beberapa tantangan dan hambatan dalam pemenfaatan ICT yang harus
dihadapi bersama, yaitu :
Pertama : dana,
Dana sering kali menjadi hambatan dalam pengunaan ICT yang membutuhkan investasi
yang sangat besar. Perencanaan arsitektur ICT yang baik dengan memperimbangkan
kapasitas pendanaan menjadi sangat diperlukan. Kerjasama dengan pihak lain melalui
outsourcing juga merupakan alternatif yang perlu dipertimbangkan seorang kepala
sekolah, dalam konteks ini harus disadari bahwa fokus mendasar penggunaan ICT dalam
tahapan ini tidak untuk efisiensi tetapi untuk efektifitas (Earl dan Feeny, 1997). ICT
adalah untuk “mengerjakan sesuatu yang benar” (efektivitas) dan bukan untuk
“mengerjakan sesuatu dengan benar” (efisiensi). Manfaat ICT dalam efisiensi akan
terlihat pada masa yang akan datang setelah dibarengi dengan perubahan-perubahan
mandasar lain dalam organisasi.
MATERI PEDAGOGIK
KB 1.1 NAMA MODUL PEMANFAATAN TIK DALAM PEMBELAJARAN
NAMA KB Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi
Bahan Rujukan
2 | H a l
Kedua : komitmen,
Kurangnya komitmen dan dukungan dari kepala sekolah akan menjadi hambatan dalam
pemanfaatan ICT di sekolah. Sikap “do it to me” adalah salah satu bentuk kurang
komitmen. Dalam banyak studi tentang pemanfaatan ICT, komitmen kepala sekolah
selalu menjadi kondisi penentu keberhasilan (Bashein, Markus, dan Riley, 1994).
Ketiga : perubahan,
Kekhawatiran terhadap perubahan juga menjadi hambatan yang lain. Dalam banyak studi
ditemukan, resistance to change adalah salah satu penghambat perubahan (e.g Earl dan
Feen, 1997) Ada banyak alasan mengapa seseorang menjadi khawatir dengan
perubahan, termasuk hilangnya rasa aman terkait dengan tingkat keterampilan.
Keempat : keterlibatan,
Keterlibatan semua stakeholder adalah tantangan lain yang harus diperhitungkan
(Bashein et al., 1994). Tidak pernah ada perubahan yang mendasar tanpa keterlibatan
semua pihak. Dalam hal ini, selain rewarding system yang baik, kepemimpinan yang baik
sangat diperlukan. Pelibatan stakeholder bukan masalah mudah dalam hal ini.
Keterlibatan semua pihak tidak hanya pada tahap awal implementasi, namun sampai
proses pemanfaatan ICT secara terus menerus. Di sini, perubahan budaya juga
diperlukan, yaitu menjadi budaya digital. Tanpa keterlibatan semua pihak dan perubahan
budaya, manfaat ICT tidak dapat dieksploitasi dengan optimal.
1. Konsepsi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pengertian dalam kamus Oxford dituliskan bahwa TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika terutama komputer, untuk
menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata- kata,
bilangan, dan gambar, (Munir, M.IT, 2009). Dengan begitu, TIK/ICT mencakup dua aspek
yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal
yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya . Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung
pengertian luas sebagai segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, dan pemindahan informasi antar media.
Dalam menghadirkan fungsi teknologi maka asas praktis, efektif, dan efisien menjadi
acuan utama. Artinya kalau kehadirannya justru menyulitkan dan menambah beban materi
dan waktu maka kehadiran TIK justru tidak ada gunanya. Namun rasanya hal ini tidak akan
terjadi di era informasi ini. Di mana perangkat komunikasi nirkabel sudah merambah sampai
ke pelosok pedesaan. Kehadiran teknologi ini harus digunakan sebaik-baiknya dengan
pengelolaan yang tepat.
Bahan Rujukan
3 | H a l
2. Prinsip Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Prinsip umum penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut :
a. Efektif dan efisien,
Penggunaan ICT harus memperhatikan manfaat dari teknologi ini dalam hal
mengefektifkan belajar, meliputi pemerolehan ilmu, kemudahan dan keterjangkauan,
baik waktu maupun biaya.
b. Optimal,
Dengan menggunakan ICT, paling tidak pembelajaran menjadi bernilai “lebih” daripada
tanpa menggunakannya. Nilai lebih yang diberikan ICT adalah keluasan cakupan,
kekinian (up to date), kemodernan, dan keterbukaan.
c. Menarik,
Dalam prinsip ini, pembelajaran dikelas akan lebih menarik dan memancing
keingintahuan yang lebih. Pembelajaran yang tidak menarik dan memancing
keingintahuan yang lebih akan berjalan membosankan dan kontra produktif untuk
pembelajaran.
d. Merangsang daya kreatifitas berpikir pelajar,
Dengan menggunakan ICT tentu saja diharapkan pelajar mampu menumbuhkan
kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat didalam diri mereka. Seorang anak yang
mempunyai kreativitas tinggi tentunya berbeda dengan pelajar yang mempunyai
kreativitas rendah. Pelajar yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya akan mampu
menyelesaikan permasalahan dengan cepat dan tanggap terhadap permasalahan yang
muncul. Begitu pula sebaliknya dengan pelajar yang berkreativitas rendah.
Dengan demikian, tujuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akan sejalan dengan
tujuan pendidikan itu sendiri ketika digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan TIK tidak
justru menjadi penghambat dalam pembelajaran namun akan memberi manfaat yang lebih
dalam pembelajaran. Perlu ditegaskan bahwa peran TIK adalah sebagai enabler atau alat
untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran. Jadi TIK merupakan
sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
3. Peran Strategis TIK untuk Pendidikan
Pendidikan memegang peran yang sangat penting bagi terciptanya generasi bangsa
yang memiliki kompetensi, dedikasi dan kepribadian luhur (berkarakter). Berbagai cara dan
upaya dapat dilakukan agar proses belajar mengajar menjadi efektif, efisien dan mampu
merambah keseluruh pelosok penjuru tanah air. Apa yang disampaikan di sekolah-sekolah
Ibu Kota Jakarta baik sekolah Unggulan maupun Non Unggulan juga disampaikan di
sekolah-sekolah terpencil dengan tidak mengurangi makna dan kualitas. Semua generasi
bangsa diharapkan tidak merasakan diskriminasi pendidikan dikarenakan jauh dari
perkotaan, sulitnya transportasi dan minimnya kompetensi tenaga pendidik.
Sejak dekade 90-an telah dilakukan berbagai macam uji coba pendidikan berbasis TIK
terutama pada jenjang pendidikan tinggi (dikti) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
(Sudirman : 2008). Lebih jauh beliau menyampaikan bahwa pada tahun 2008 lebih dari
sepuluh ribu sekolah terutama SMA dan SMK bahkan SD dan SMP sudah mulai online.
Bahan Rujukan
4 | H a l
Kehadiran dan kecepatan perkembangan teknologi informasi menyebabkan terjadinya
perubahan dramatis dalam segala aspek kehidupan. Keberadaannya membuka batas-batas
wilayah suatu negara. Tiap-tiap Negara telah terhubung satu sama lain menjadi satu
kesatuan yang disebut global village atau desa dunia. Melalui pemanfaatan TI siapa saja
dapat memperoleh layanan pendidikan dari institusi pendidikan mana saja dan di mana saja
dikehendaki. Secara khusus pemanfaatan TI dalam pembelajaran dipercaya dapat :
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran,
b. Mengembangkan keterampilan TI (IT Skill),
c. Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran,
d. Menjawab the technological imperative (keharusan berpartisipasi dalam TI),
e. Mengurangi biaya pendidikan,
f. Meningkatkan rasio biaya manfaat dalam pendidikan (Sudirman: 2008)
Mencermati pernyataan di atas dapat diketahui bahwa keberadaan TI menawarkan
berbagai macam kemungkinan untuk meningkatkan kualitas generasi bangsa. Dengan
pembelajaran mencari informasi yang dibutuhkan untuk menunjang pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan.yang berkualitas dan luasnya
akses pendidikan dan pembelajaran guru dapat secara individu dapat meningkatkan
pengembangan profesional mengajarnya. Pada sisi lain, siswa dapat dengan leluasa
mengakses materi pembelajaran.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimanakah dampak TI dalam sistem pembelajaran?
Dan bagaimanakah langkah-langkah strategi pemanfaatan TI agar diperoleh hasil
pembelajaran yang optimal? Sebagai jawaban mendasar adalah dengan pendidikan jarak
jauh yang dimulai dari generasi pertama bentuk korespondensi (cetak), generasi kedua
multimedia (Audio, VCD, DVD), generasi ketiga pembelajaran jarak jauh
(telekonferensi/TVe), generasi keempat pembelajaran fleksibel (multimedia interaktif),
generasi kelima e-Learning (web based course), dan akhirnya generasi keenam
pembelajaran mobile (koneksi nirkabel/www).
Untuk memasuki generasi keenam perlu ada tahapan integrasi. Ini dikarenakan kondisi
masing-masing daerah sangat berbeda dalam hal demografi dan indikator pendidikannya,
yang pada gilirannya menyebabkan perbedaan dalam mengambil kebijakan dan
implementasi TIK dalam pendidikan. Pada satu sisi ada sekolah di daerah terpencil, karena
keterbatasan sumber daya keuangan, tidak ada pasokan listrik, atau kurangnya infrastruktur
dasar lainnya, belum dapat mulai memperkenalkan TIK di sekolah-sekolah. Di tempat lain,
ada sekolah yang telah sepenuhnya mengintegrasikan TIK dalam kurikulum di semua mata
pelajaran sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar, ruang kelas, administrasi
sekolah, dan seluruh etos organisasi berubah menggunakan TIK.
Untuk mengukur tahap integrasi TIK yang dicapai oleh daerah atau sekolah atau
bahkan kelas, UNESCO memberikan model tahapan integrasi. Model ini berfungsi sebagai
representasi dan integrasi TIK dalam pendidikan, ada empat tahapan model integrasi TIK
pada system pendidikan dan sekolah, yang oleh UNESCO diistilahkan dengan Emerging,
Applying, Infusing, dan Transforming.
a. Tahap emerging;
Dicirikan dengan pemanfaatan TIK oleh sekolah pada tahap permulaan. Pada
tahapan ini, sekolah baru memulai mebeli atau membiayai infrastrktur TIK, baik
berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemampuan TIK guru-guru dan
staf administrasi seolah masih berada pada tahap memulai eksplorasi penggunaan
TIK untuk tujuan manajemen dan penambahan TIK pada kurikulum. Pada tahap ini
sekolah masih menerapkan sistem pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah
Bahan Rujukan
5 | H a l
ada kepedulian tentang bagaimana pentingnya penggunaan TIK tersebut dalam
konteks pendidikan. Fokus di kelas adalah seringnya belajar keterampilan TIK
dasar dan mengidentifikasi komponen TIK. Guru pada tahap ini sering
menggunakan peralatan yang tersedia untuk tujuan profesional mereka sendiri,
seperti pengolahan kata untuk mempersiapkan lembar kerja, spreadsheet untuk
mengelola daftar kelas, dan jika internet juga tersedia, untuk mencari informasi atau
beromunikasi melalui e-mail. Dengan cara ini, guru mengembangkan keterampilan
literasi TIK meraka dan belajar bagaimana menerapkan TIK ntuk berbagai tugas
professional dan pribadi. Penekanannya adalah pada belajar menggunakan
berbagai tools dan aplikasi, dan menjadi dasar akan potensi TIK dalam pengajaran
kedepannya. Pada tahap emerging praktik kelas masih sangat banyak berpusat
pada guru.
b. Tahap applying;
Dicirikan dengan sudah adanya pemahaman tentang kontribusi dan upaya
menerapkan TIK dalam konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Dan
biasanya di negara-negara tersebut sudah ada kebijakan masional TIK.
Para tenaga pendidik dan kependidikan telah menggunakan TIK untuk tugas-tugas
yang berkaitan dengan manajemen sekolah dan tuga-tugas erdasarkan kuriklum.
Sekolah juga sudah mencobamengadaptasi kurikulum agar dapat lebih banyak
menggunakan TIK dalam berbagai mata pelajaran dengan piranti lunak yang
tertentu.
c. Tahap infusing;
Tahap ini menuntut adanya upaya untuk mengintegrasikan dan memasukkan TIK
ke dalam kurikulum. Pada pendekatan ini, sekolah telah menerapkan teknologi
bebasis computer di laboratorium, kelas dan bagian administrasi. Guru berada
pada tahap mengekplorasi cara atau metode baru dimana TIK mengubah
produktivitas dan pekerjaan professional mereka untuk meningkatkan belajar siswa
dan pengelolaan pembelajaran. Kuriklum mulai menggabungkan subyek
pembelajaran yang mencerminkan aplikasi dunia nyata.
d. Tahap transforming;
Dicirikan dengan adanya upaya sekolah untuk merencanakan dan memperbaharui
organisasi dengan cara yang lebih kreatif. TIK menjadi bagian integral dengan
egiatan pribadi dan kegiatan professional sehari-hari di sekolah. TIK sebagai alat
yang digunakan secara rutin untuk membantu belajar sedemikian rupa sehingga
sepenuhnya terintegrasi di semua pembelajaran di kelas. Fokus kurikulum
mengacu pada learner centered (berpusat pada peserta didik) dan
mengintegrasikan mata pelajaran dengan dunia nyata. TIK diajarkan sebagai mata
pelajaran tersendiri pada level profesional dan disesuaikan dengan bidang-bidang
pekerjaan sekaligus sebagai ilmu untuk mendukung model pembelajaran berbasis
TIK dan menciptakan karya TIK. Sekolah sudah menjadi pusat pembelajaran untuk
para komunitasnya. Ketika tahap transformasi tercapai, maka seluruh etos lembaga
tersebut telah berubah : guru dan staf pendukung lainnya menganggap TIK sebagai
bagian alami dari kehidupan sehari-hari lembaga mereka, yang telah menjadi pusat
pembelajaran bagi masyarakat.
Bahan Rujukan
6 | H a l
Dewasa ini pemanfaatan TIK dalam pendidikan dapat dilakukan melalui model lain
yang dikenal dengan Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ). Jadi PTJJ merupakan
alternatif model dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan yang luas bagi
peserta didik untuk belajar “kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja”. Kapan saja
artinya setiap waktu tidak kenal hari libur, pekerjaan belajar bisa dilakukan. Dimana saja
artinya tidak kenal tempat baik desa maupun kota yang penting adalah bisa akses internet.
Dengan siapa artinya pihak provider sudah menyiapkan segala piranti untuk bahan-bahan
yang sudah siap dikumpulkan dalam server, siap untuk di download dan dilakukan proses
pembelajaran.
Gambar 1, Sistem Komunikasi Data
4. Infrastruktur Jaringan dan Konten TIK
Infrastruktur jaringan TIK terdiri dari paduan banyak teknologi dan sistem. Sebagai
administrator jaringan Anda harus mumpuni dalam menguasai teknologi terkait agar
nantinya infrastruktur jaringan bisa Anda pelihara dengan relatif mudah, disupport dengan
baik, dan memudahkan troubleshooting jika terjadi suatu masalah, baik masalah berskala
kecil sampai dengan ambruknya sistem jaringan Anda secara global. Infrastruktur jaringan
adalah sekumpulan komponen fisikal dan logical yang memberikan pondasi konektifitas,
keamanan, routing, manajemen, access, dan berbagai macam fitur integral jaringan. Jika
jaringan kita terhubung dengan Internet, maka kita akan lebih banyak memakai protokol
TCP/IP suite yang merupakan protokol yang paling banyak dipakai pada jaringan, baik pada
jaringan berskala kecil di rumahan sampai jaringan global internet.
Bahan Rujukan
7 | H a l
a. Infrastruktur Fisik
Suatu infrastruktur fisik akan banyak berhubungan dengan komponen fisik suatu jaringan
(tentunya sesuai dengan desain jaringan yang kita buat) seperti :
1) Yang berhubungan dengan masalah pengabelan jaringan, yaitu kabel jaringan yang
sesuai dengan topologi jaringan yang Anda pakai. Misal jika dalam jaringan Anda
memakai backbone Gigabit Ethernet maka sudah seharusnya Anda memakai kabel
CAT5e yang bisa mendukung speed Gigabit.
2) Semua piranti jaringan seperti :
a) router yang memungkinkan komunikasi antar jaringan local yang berbeda segmen,
b) switches, bridges yang memungkinkan hosts terhubung ke jaringan,
c) Servers yang meliputi server data file, Exchange server, DHCP server untuk
layanan IP address, DNS server dan lain-lain, dan juga hosts .
3) Infrastruktur fisik bisa mencakup teknologi Ethernet dan standard wireless
802.11a/b/g/n, jaringan telpon umum (PSTN), Asynchronous Transfer Mode (ATM),
dan semua metode komunikasi dan jaringan fisiknya.
b. Infrastruktur Logical
Infrastruktur logical dari suatu jaringan komputer bisa merupakan komposisi dari banyak
elemen software yang menghubungkan, mengelola, dan mengamankan hosts pada
jaringan. Infrastruktur logical ini memungkinkan terjadinya komunikasi antar komputer
melewati jaringan fisik yang sesuai dengan topologi jaringan. Sebagai contoh dari
infrastruktur logical ini adalah komponen-komponen seperti :
1) Domain Name System (DNS),
merupakan sistem untuk memberikan resolusi nama dari permintaan clients,
2) Directory services,
merupakan layanan direktori untuk meng-autentikasi dan autorisasi user untuk masuk
dan menggunakan resources jaringan,
3) Protokol-protokol jaringan seperti protokol TCP/IP,
adalah protokol jaringan yang sangat populer dan paling banyak dipakai sebagai
protokol jaringan dari berbagai platform jaringan baik berplatform Windows, Linux,
Unix, dan lainnya.
4) Sistem keamanan jaringan yang meliputi :
a) Sistem update,
Jika Anda memakai jaringan Windows server, Anda mestinya sudah melengkapi ini
dengan sistem update patch yang dideploy secara otomatis kepada semua host
dalam jaringan Anda seperti WSUS (Windows System Update Services),
b) Sistem keamanan terhadap virus,
Untuk kepentingan jaringan yang besar, kita sudah seharusnya membangun suatu
system antivirus corporate edition di mana semua clients akan terhubung ke server
ini untuk download signature datanya secara otomatis,
c) Sistem keamanan terhadap segala macam ancaman terhadap jaringan yang juga
terkait dengan infrastruktur fisik seperti firewall, pemakaian IPSec pada koneksi
remote VPN dan lainnya,
d) Segala macam policy dan guidelines dari corporate tentang pemakaian resources
jaringan juga tidak kalah pentingnya. Misal policy tentang pemakaian email dalam
company yang tidak (mengurangi) untuk pemakaian pribadi seperti mailing list yang
bisa memungkinkan banyak email spam dalam system exchange Anda,
5) Software client penghubung ke server, dan lain-lain.
Bahan Rujukan
8 | H a l
Setelah terbentuknya jaringan infrastruktur logical ini, Anda sebagai administrator
perlu mempunyai pengetahuan untuk bisa memahami segala aspek teknologi yang terlibat
didalamnya. Sebagai misal kita harus bisa membuat desain IP address yang bisa
diimplementasikan berdasarkan jaringan fisik yang ada, bagaimana kita akan memberikan
IP address sebagai identitas masing-masing host pada jaringan, dan juga harus bisa
melakukan troubleshooting kalau terjadi permasalahan jaringan yang berhubungan dengan
konektivitas, addressing, access, security maupun masalah name resolution.
Perlu diperhatikan juga masalah planning Anda dalam menghadapi suatu disaster –
bencana dalam jaringan Anda. Bagaimana kita menyiapkan diri menghadapi terjadinya
suatu disaster, dan bagaimana kita akan melakukan restorasi kalau disaster itu benar-benar
terjadi dan menyebabkan sistem kita ambruk. Untuk itu kita h arus bisa mengantisipasi sejak
dini dengan suatu perencanaan yang baik terhadap disaster ini.
Secara keseluruhan sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sudah
dirancang oleh pemerintah akan merangsang untuk diaplikasikan tidak hanya pada
kelompok jenjang pendidikan tinggi dan kejuruan saja, tetapi sudah dimulai dari sejak
sekolah dasar. Cara dan upaya untuk memenuhi hal tersebut yaitu mengupayakan sistem
pembelajaran dengan menggunakan media elektronik yang memungkinkan bisa
menjangkau pada daerah yang terpencil dan pemenuhan sarana internet sebagai dasar
untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Prinsip yang terpenting adalah bagaimana menyadarkan seluruh komponen
pendidikan akan peran penting TIK sampai pada penggunaan media elektronik dengan
harapan ada perkembangan pada proses dan hasil pembelajaran dan peningkatan
kesadaran diri sehingga diharapkan munculnya inovasi dan kreatifitas pada para peserta
didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar