Minggu, 16 Oktober 2016

E-Learning ( pembelajaran dgn menggunakan perangkat elektronik )/komputer

PEMBELAJARAN BERBASIS TIK ( E-LEARNING )
1.  Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (e-Learning)
Usaha-usaha  untuk  mengejar  ketertinggalan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  dalam
hal  belajar  mengajar,  mulai  dari  bentuk  pembelajaran  konvensional  sampai  dengan
penggunaan media dan alat peraga, dengan tatap muka di ruang kelas maupun di mana
saja dan kapan  saja, dari penggunaan kertas menuju ke  paperless  dan  offline  serta cara–
cara interaktif lainnya. Keadaan seperti itu tidak terlepas dari peran perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi.
Pada suatu kegiatan pembelajaran semestinya terjadi interaksi antara guru dan siswa.
Interaksi ini tidak selalu hanya satu arah serta tidak harus dilakukan dengan tatap muka.
Selain  tatap  muka,  guru  dapat  pula  melaksanakan  kegiatan  pembelajaran  tanpa  melalui
tatap muka, tetapi menggunakan media-media media komunikasi berupa : telepon, televisi,
komputer, internet,  e-mail, blogger,  dan lain sebagainya atau lebih jelasnya menggunakan
media TI (internet) sebagai media elektronik yang digunakan dalam proses pembelajaran
yang disebut dengan e-learning.
Konsep  e-learning  membawa  pengaruh  terjadinya  proses  transformasi  pendidikan
konvensional ke dalam bentuk digital baik secara isi maupun sistemnya. Saat ini konsep  elearning sudah banyak diterima oleh masyarakat, tebukti dengan maraknya implementasi  elearning di lembaga pendidikan formal maupun informal.
Pengertian  e-learning  yang sederhana namun mengena dikatakan oleh Maryati S.Pd,
bahwa e-learning terdiri dari dua bagian yaitu  e- yang merupakan singkatan dari elektronika
dan  learning  yang  berarti  pembelajaran.  Jadi  e-learning  adalah  pembelajaran  dengan
menggunakan jasa bantuan perangkat elektronik, khususnya perangkat komputer.
Untuk menerapkan e-learning minimal harus ada tiga komponen pembentuk e-learning :
a.  Infrastruktur e-learning,
Berupa  personal  computer  (PC),  jaringan  computer,  internet,  dan  perlengkapan  multi
media. Termasuk didalamnya peralatan  teleconference  apabila menggunakan layanan
synchronous learning melalui teleconference.
b.  Sistem dan aplikasi e-learning,
Sistem  perangkat  lunak  yang  mem-virtualisasi  proses  belajar  mengajar  konvensional
yang  meliputi  bagaimana  manajemen  kelas,  pembuatan  materi,  forum  diskusi,  sistem
penilaian, sistem ujian dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses
belajar  mengajar.  Sistem  perangkat  lunak  tersebut  sering  disebut  dengan  learning
management system  (LMS). LMS ini sifatnya  open source  sehingga bisa dimanfaatkan
dengan mudah dan murah untuk dikembangkan di sekolah.
c.  Konten e-learning,
Adalah  isi  dari  bahan/materi  apa  saja  yang  ada  pada  e-learning  system.  Konten  dan
bahan  ajar  ini  bisa  berbentuk  multi  media  interaktif  ataupun  teks.  Konten  e-learning
biasa disimpan dalam LMS sehingga dapat diakses oleh siswa peserta didik kapan pun
dan di mana pun.
MATERI  PEDAGOGIK
KB 1.2  NAMA MODUL  PEMANFAATAN TIK DALAM PEMBELAJARAN
NAMA KB  Pembelajaran Berbasis TIK (e-Learning)
Bahan Rujukan
2 | H a l
Keberadaan  TIK  dalam  dunia  pendidikan  yang  menawarkan  berbagai  macam
kemudahan tersebut menuntut kesiapan siswa beserta  tenaga pendidik dan kependidikan
baik  dari  sisi  pengetahuan,  keterampilan,  dan  bahkan  sikap  mentalnya.  Dari  segi
pengetahuan, mereka harus diberi bekal untuk memahami fungsi dari fitur-fitur yang ada.
Dari  segi  keterampilan,  mereka  dituntut  untuk  dapat  menggunakan  dan  mengeksploitasi
fitur-fitur yang ada.
Dan dari segi sikap mental, mereka dituntut untuk menggunakan dan memanfaatkan
fitur-fitur yang ada dengan benar dan penuh tanggung jawab. Pada sisi lain, sekolah harus
memfasilitasi  diri  dengan  melengkapi  sarana  dan  prasarana  yang  dibutuhkan  untuk
menunjang  pemanfaatan  TIK  dalam  pembelajaran.  Fasilitas  tersebut  antara  lain  adalah
gedung/ruang  yang  memadai,  alat-alat  elektronik  (komputer,  LCD  projector,  modem,  dan
perangkatnya), instalasi listrik dan internet, dan termasuk juga pendanaan untuk membayar
beban.
Tenaga didik dan pendidikan pada suatu sekolah adalah komponen utama yang harus
dipersiapkan terlebih dahulu baik dari pengetahuan, keterampilan, maupun sikap mentalnya
dalam  pemanfaatan  TIK.  Kegiatan  tersebut  dapat  dilaksanakan  secara  mandiri  maupun
secara terprogram yang dilaksanakan oleh sekolah melalui pendidikan dan pelatihan yang
pelaksanaannya bisa menggandeng lembaga pendidikan, pelatihan, maupun melalui belajar
dengan teman sejawat. Sudah barang tentu sekolah sekali lagi harus mengeluarkan biaya
maupun  merencanakan  waktu  untuk  menyelenggarakan  pendidikan  dan  pelatihan
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran maupun administrasi sekolah.
Sistem  pembelajaran  elektronik  atau  e-pembelajaran  (Inggris  :  Electronic  learning
disingkat  E-learning)  dapat  didefinisikan  sebagai  sebuah  bentuk  teknologi  informasi  yang
diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya.  E-learning  merupakan dasar
dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan  elearning, peserta ajar (learner  atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas
untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung.  E-learning  juga  dapat
mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang
harus dikeluarkan oleh suatu program studi atau program pendidikan.
Prinsip dari e-learning adalah :
  Pertama,  e-learning  merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan,
pelatihan secara on-line.
  Kedua,  e-learning  menyediakan  seperangkat  alat  yang  dapat  memperkaya  nilai
belajar secara konvensional yang sudah berjalan lama sebelumnya (model belajar
konvensional,  kajian  terhadap  buku  teks,  CD-ROM,  dan  pelatihan  berbasis
komputer), sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
  Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam
kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan konten dan
pengembangan teknologi pendidikan.
  Keempat, Kapasitas peserta didik dalam penyerapan materi pembelajaran amat
bervariasi  tergantung  pada  bentuk  isi  dan  cara  penyampaiannya.  Makin  baik
keselarasan  antar konten  dan  alat  penyampai  dengan gaya  belajar, maka  akan
meningkatlah  kapasitas  peserta  didik  yang  pada  gilirannya  akan  memberi  hasil
yang lebih baik.
Bahan Rujukan
3 | H a l
E-learning  menggiring guru untuk mempersiapkan materi pembelajaran, metode, dan
teknik-teknik yang tepat sehingga menarik untuk digunakan sebagai pembelajaran. Sebagai
contoh  :  guru  membuat  sebuah  blog  yang  di  dalamnya  dapat  didesain  sedemikian  rupa
sehingga  menarik,  kemudian  dibuat  link-link  yang  berisi  materi  pelajaran  dalam  bentuk
modul,  hand  out,  power  point,  video,  dan  lain  sebagainya  secara  lengkap  yang  dapat
didownload  oleh  peserta  didik  dan  dapat  juga  secara  langsung  digunakan  untuk
menjelaskan materi yang dimaksud. Disamping itu juga, blog tersebut dapat memuat tugastugas  yang  harus  dikerjakan  oleh  peserta  didik  untuk  selanjutnya  tugas  tersebut
dipresentasikan  pada  saat  tatap  muka  ataupun  die-mail  atau  ditempatkan  di  media  lain.
Blog guru ini hendaknya juga dapat dengan mudah di akses oleh peserta didik ataupun non
peserta  didik  dari  manapun  dan  kapanpun  jika  setting  dari  blog  tersebut  adalah  dapat
dikonsumsi oleh umum.
Urutan yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.  Interoperability,
sistem berinteraksi dengan sistem lain dalam organisasi.
b.  Reusability,
sumber/objek belajar mudah digunakan dalam kurikulum, latar, dan profil peserta didik
yang berbeda.
c.  Manageability,
sistem telusur informasi tentang peserta didik dan konten.
d.  Accessibility,
semua peserta didik memiliki kemudahan menerima konten di setiap saat.
e.  Sustainability,
teknologi terus berkembang sesuai standar untuk menghindari keusangan.
Pola-pola di atas semua berbeda satu dengan yang lain. Sementara itu e-learning lebih luas
cakupannya  dibandingkan  dengan  online  learning.  Online  learning  hanya  menggunakan
Internet/intranet/LAN/WAN, tidak termasuk menggunakan CD ROM.
Gambar 1, Sistem Jaringan Internet dan Intranet
Bahan Rujukan
4 | H a l
2.  Bentuk Pembelajaran Berbasis TIK (e-learning)
Dalam  pembelajaran  berbasis  TIK  terdapat  perbedaan  komunikasi  antara
pembelajaran  langsung (syncronous)  dan tidak  langsung  (ansyncronous),  dengan  sebuah
terminologi untuk mendeskripsikan bagaimana dan kapan pembelajaran berlangsung.
a.  Pembelajaran Langsung (Syncronous Learning)
Dalam pembelajaran langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dalam waktu
yang sama (real time) walaupun pendidik dan para peserta didik secara fisik berada
pada tempat yang berbeda satu sama lain, misalnya :
1)  Mendengarkan siaran Radio,
2)  Menonton siaran Televisi,
3)  Konferensi audio/video,
4)  Telepon Internet,
5)  Chatting,
6)  Siaran langsung satelit dua arah.
b.  Pembelajaran Tidak Langsung (Ansyncronous Learning)
Dalam pembelajaran tidak langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dengan
adanya delay waktu (waktu yang berbeda) dan pendidik dan peserta didik secara fisik
berada pada tempat yang berbeda. Sebagai contoh yaitu :
1)  Belajar sendiri menggunakan internet atau CD-Rom.
2)  Kelas belajar menggunakan video tape.
3)  Presentasi web atau seminar menggunakan audio/video.
4)  Rekaman suara.
5)  Mentoring tanya jawab.
6)  Membaca pesan e-mail.
7)  Mengakses content online
8)  Forum diskusi
Karakteristik dari pembelajaran tidak langsung (ansyncronous) adalah pendidik harus
mempersiapkan  terlebih  dahulu  materi  belajar  sebelum  proses  belajar  mengajar
berlangsung. Oleh sebab itu dalam pembelajaran tidak langsung Bahan ajar sudah harus
siap di bank dokumen disimpan dalam server. Peserta didik bebas menentukan kapan akan
mempelajari  materi  belajar  tersebut,  disamping  itu  peserta  bisa  memilih  sesuai  dengan
selera  dan  minatnya  masing-masing  untuk  mempelajarinya.  Namun  yang  menjadi  suatu
tantangan adalah bagaimana menyajikan materi atau bahan ajar  yang cukup menarik untuk
dibaca.  Biasanya  seorang  penyusun  modul  menyeting  ilustrasi-ilustrasi  bentuk  visual
diantaranya video atau minimal gambar-gambar.
Contoh TIK yang digunakan dalam komunikasi pembelajaran secara syncronous dan
asyncronous  tersaji sebagai berikut :
Bahan Rujukan
5 | H a l
Asyncronous Learning   Syncronous Learning
Fax  Telephone
E-Mail  Screen Sharing
Knowledge Base  Chat
Newsgroups  Web conferences
Computer Based Training  Online Seminar
Quick Reference Guide  Compressed video classes
Sedangkan karakteristik e-learning dapat dikemukakan sebagai berikut :
Karakteristik  Penjelasan
Non-linearity  Pemakai (user) bebas untuk mengakses (browse)
tentang objek pembelajaran dan terdapat fasilitas
untuk memberikan persyaratan tergantung pada
pengetahuan pemakai.
Self Managing  Pemakai dapat mengelola sendiri proses
pembelajaran dengan mengikuti struktur yang telah
dibuat.
Feedback-Interactivity  Pembelajaran dapat dilakukan dengan interaktif dan
disediakan feedback pada proses pembelajaran.
Bahan Rujukan
6 | H a l
3.  Perkembangan E-learning
E-learning  pertama  kali  diperkenalkan  oleh  universitas  Illinois  di  Urbana-Champaign
dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction  )
dan  komputer  bernama  PLATO.  Sejak  saat  itu,  E-learning  berkembang  sejalan  dengan
perkembangan dan kemajuan ICT. Berikut ringkasan perkembangan  e-learning  dari masa
ke masa (Madao,2008) :
a.  Tahun 1990,
Era  CBT  (Computer-Based  Training),  di  mana  mulai  bermunculan  aplikasi  e-learning
yang berjalan dalam PC  standalone  ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan audio) dalam format mov, mpeg-1, atau avi.
b.  Tahun 1994,
Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam
bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
c.  Tahun 1997,
Munculnya  LMS  (Learning  Management  System).  Seiring  dengan  perkembangan
teknologi  internet,  masyarakat  di  dunia  mulai  terkoneksi  dengan  internet.  Kebutuhan
akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan
mutlak  ,  dan  jarak  serta  lokasi  bukanlah  halangan  lagi.  Dari  sinilah  muncul  LMS.
Perkembangan  LMS  yang  makin  pesat  membuat  pemikiran  baru  untuk  mengatasi
masalah interoperability  antar LMS  yang satu dengan lainnya secara standar.  Bentuk
standar  yang  muncul  misalnya  standar  yang  dikeluarkan  oleh  AICC  (Airline  Industry
CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dan sebagainya.
d.  Tahun 1999,
Sebagai  tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi
e-learning  berbasis  Web  berkembang  secara  total,  baik  untuk  pembelajar  (learner)
maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
informasi,  majalah,  dan  surat  kabar.  Isinya  juga  semakin  kaya  dengan  perpaduan
multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format
data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
Melihat  perkembangan  e-learning  dari  masa  ke  masa  yang  terus  berkembang
mengikuti  perkembangan  teknologi,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  e-learning  akan
menjadi sistem pembelajaran masa depan. Alasan efektifitas dan fleksibilitas akan menjadi
alas an utama.
Slogan  yang  selalu  diangkat  dalam  penerapan  e-learning,  yaitu  “Content  is  King,
Conversation  is  Queen”.  Sudah  sepantasnya  bagi  penggiat  e-learning,  untuk  selalu
berusaha menyajikan konten yang bisa diterima dengan baik, bisa diakses dengan mudah,
dan bisa diiikuti dengan menyenangkan.
Dalam dunia e-learning, SDM merupakan faktor yang sangat vital dalam implementasi
e-learning.  Mengapa  demikian?  Karena  e-learning  muncul  justru  untuk  meningkatkan
kualitas SDM, baik itu di perusahaan, instansi, institusi/dunia pendidikan, maupun di dalam
kehidupan  bermasyarakat.  Oleh  karena  itu  SDM  yang  ada  perlu  dipersiapkan  dengan
sebaik-baiknya sebelum e-learning dijalankan.
Bahan Rujukan
7 | H a l
SDM suatu perusahaan/institusi harus mempunyai pola pikir yang menyatakan bahwa
e-learning  menjadi  kebutuhan  perusahaan/institusi  untuk  mencapai  visi  dan  misi
perusahaan/institusi  itu  sendiri,  sehingga  e-learning  harus  dilakukan.  Cara  pandang  ini
tentunya  membawa  konsekuensi  dan  menuntut  adanya  perubahan,  di  antaranya  adalah
perubahan budaya kerja di perusahaan/ institusi tersebut. Dalam hal ini manajemen SDM
sebagai pengelola SDM yang ada tentunya akan membuat kebijakan-kebijakan yang sesuai
dengan kebutuhan untuk menjalankan e-learning di perusahaan/institusi tersebut.
4.  Kelebihan dan Kekurangan E-learning
Sebagaimana disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran
dan  membuat  biaya  studi  lebih  ekonomis.  E-learning  mempermudah  interaksi  antara
peserta  didik  dengan  bahan/materi,  peserta  didik  dengan  dosen/guru/instruktur  maupun
sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses
bahan-bahan  belajar  setiap  saat  dan  berulang-ulang,  dengan  kondisi  yang  demikian  itu
peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dalam  e-learning,  faktor  kehadiran  guru  atau  pengajar  otomatis  menjadi  berkurang
atau  bahkan  tidak  ada.  Hal  ini  disebabkan  karena  yang  mengambil  peran  guru  adalah
komputer  dan panduan-panduan  elektronik  yang dirancang oleh "contents writer", designer
e-learning, dan pemrogram komputer.
Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah dalam hal :
a. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi  tanggung jawabnya sesuai
dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir,
b.  mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya,
c. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung
dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik  e-learning  ini. Inilah yang
menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning  yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari
e-learning  yang terdiri dari e (elektronik) dan  learning  (belajar), maka sistem ini mempunyai
kelebihan dan kekurangan.
Perkembangan  pembelajaran  dari  konvensional  lebih  diarahkan  pada  sistem  elearning.  Alasannya adalah mengurangi fasilitas bentuk kertas dan tenaga.  Kejelekan dari
sistem  e-learning  adalah  diperlukannya  kesiapan  peralatan  dan  SDM  yang  profesional.
Dilihat  dari  bentuk  penyajian  pembelajaran  bisa  bersifat  langsung  dan  tidak  langsung,  di
samping itu sistem pembelajaran bisa disetting  dengan  offline  maupun online.  Sarana  dari
aplikasi e-learning adalah dengan sistem internet atau intranet.

manfaat TIK dlm pembelajaran

KONSEP TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI  ( T I K )
Perkembangan  teknologi  begitu  cepatnya  dari  tahun  ke  tahun,  khususnya  teknologi 
informasi  dan  komunikasi.  Salah  satu  wujud  dari  teknologi  yaitu  multimedia,  dimana
teknologi  ini  dimanfaatkan  sebagai  proses  pembelajaran  yang  lebih  atraktif.  Survey  yang
dilakukan  oleh  Universitas  Islam  Indonesia  menunjukkan  lebih  dari  90%  mahasiswa
mengatakan penggunaan multimedia telah meningkatkan keterserapan materi ajar.
Perkembangan lebih lanjut TIK di Indonesia khususnya dalam dunia pendidikan terus
berjalan  walaupun  belum  optimal.  Terdapat  beberapa  masalah  dan  kendala  yang  masih
dirasakan  oleh  masyarakat  khususnya  tenaga  pendidik  dan  professional  lainnya.
Permasalahan tersebut terutama berkaitan dengan infrastruktur jaringan dan konten,  serta
kesiapan  dan  kultur  sumber  daya  manusia  di  lingkungan  pendidikan.  Oleh  karena  itu,
berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan baik pemerintah maupun masyarakat dalam
rangka pemanfaatan TIK dalam pendidikan adalah perlu dilakukan integrasi antara TIK dan
mata pelajaran, dan bersifat sistematis.
Teknologi  Informasi  dan  Komunikasi  (TIK)  atau  Information  Communication  and
Technology (ICT) di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan yang mendasar dalam
mendukung  efektifitas  dan  kualitas  proses  pendidikan.  Isu-isu  pendidikan  di  Indonesia
seperti  kualitas  dan  relevansi  pendidikan,  akses  dan  ekuitas  pendidikan,  manajemen
pendidikan,  otonomi  dan  akuntabilitas,  efisiensi  dan  produktivitas,  anggaran  dan
sustainabilitas,  tidak  akan  dapat  diatasi  tanpa  bantuan  TIK.  Pendidikan  berbasis  TIK
merupakan sarana interaksi dalam  pendidikan, yang dapat dimanfaatkan baik oleh pendidik
dan tenaga kependidikan maupun peserta didik dalam meningkatkan kualitas, produktivitas,
dan efektifitas.
Populasi penduduk Indonesia yang lebih dari 240 juta  jiwa merupakan potensi sumber
daya manusia yang sangat strategis bagi pelaksanaan pembangunan. Pendidikan menjadi
kunci  utama  daya  saing  bangsa,  dan  keberadaan  ICT  diharapkan  dapat  memberikan
dukungan  besar  dalam  upaya  peningkatan  kualitas  SDM  Indonesia.  Namun  di  balik  itu
semua  ada  beberapa  tantangan  dan  hambatan  dalam  pemenfaatan  ICT  yang  harus
dihadapi bersama, yaitu :
Pertama : dana,
Dana sering kali menjadi hambatan dalam pengunaan ICT yang membutuhkan investasi
yang  sangat  besar.  Perencanaan  arsitektur  ICT  yang  baik  dengan  memperimbangkan
kapasitas  pendanaan  menjadi  sangat  diperlukan.  Kerjasama  dengan  pihak  lain  melalui
outsourcing  juga  merupakan  alternatif  yang  perlu  dipertimbangkan  seorang  kepala
sekolah, dalam konteks ini harus disadari bahwa fokus mendasar penggunaan ICT dalam
tahapan  ini  tidak  untuk  efisiensi  tetapi  untuk  efektifitas  (Earl  dan  Feeny,  1997).  ICT
adalah  untuk  “mengerjakan  sesuatu  yang  benar”  (efektivitas)  dan  bukan  untuk
“mengerjakan  sesuatu  dengan  benar”  (efisiensi).  Manfaat  ICT  dalam  efisiensi  akan
terlihat  pada  masa  yang  akan  datang  setelah  dibarengi  dengan  perubahan-perubahan
mandasar lain dalam organisasi.
MATERI  PEDAGOGIK
KB 1.1  NAMA MODUL  PEMANFAATAN TIK DALAM PEMBELAJARAN
NAMA KB  Konsep Teknologi Informasi dan Komunikasi
Bahan Rujukan
                                                                                    2 | H a l
Kedua : komitmen,
Kurangnya komitmen dan dukungan dari kepala sekolah akan menjadi hambatan dalam
pemanfaatan  ICT  di  sekolah.  Sikap  “do  it  to  me”  adalah  salah  satu  bentuk  kurang
komitmen.  Dalam  banyak  studi  tentang  pemanfaatan  ICT,  komitmen  kepala  sekolah
selalu menjadi kondisi penentu keberhasilan (Bashein, Markus, dan Riley, 1994).
Ketiga : perubahan,
Kekhawatiran terhadap perubahan juga menjadi hambatan yang lain. Dalam banyak studi
ditemukan, resistance to change adalah salah satu penghambat perubahan (e.g Earl dan
Feen,  1997)  Ada  banyak  alasan  mengapa  seseorang  menjadi  khawatir  dengan
perubahan, termasuk hilangnya rasa aman terkait dengan tingkat keterampilan.
Keempat : keterlibatan,
Keterlibatan  semua  stakeholder  adalah  tantangan  lain  yang  harus  diperhitungkan
(Bashein et al., 1994). Tidak pernah ada perubahan yang mendasar tanpa keterlibatan
semua pihak. Dalam hal ini, selain rewarding system yang baik, kepemimpinan yang baik
sangat  diperlukan.  Pelibatan  stakeholder  bukan  masalah  mudah  dalam  hal  ini.
Keterlibatan  semua  pihak  tidak  hanya  pada  tahap  awal  implementasi,  namun  sampai
proses  pemanfaatan  ICT  secara  terus  menerus.  Di  sini,  perubahan  budaya  juga
diperlukan, yaitu menjadi budaya digital. Tanpa keterlibatan  semua pihak dan perubahan
budaya, manfaat ICT tidak dapat dieksploitasi dengan optimal.
1.  Konsepsi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pengertian  dalam  kamus  Oxford  dituliskan  bahwa  TIK  (Teknologi  Informasi  dan
Komunikasi)  adalah studi atau penggunaan  peralatan elektronika terutama  komputer, untuk
menyimpan,  menganalisis  dan  mendistribusikan  informasi  apa  saja,  termasuk  kata-  kata,
bilangan,  dan  gambar,  (Munir, M.IT,  2009). Dengan begitu, TIK/ICT mencakup dua aspek
yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal
yang  berkaitan  dengan  proses,  penggunaan  sebagai  alat  bantu,  manipulasi,  dan
pengelolaan  informasi.  Sedangkan  teknologi  komunikasi  adalah  segala  sesuatu  yang
berkaitan  dengan  penggunaan  alat  bantu  untuk  memproses  dan  mentransfer  data  dari
perangkat  yang  satu  ke  lainnya  .  Jadi  Teknologi  Informasi  dan  Komunikasi  mengandung
pengertian  luas  sebagai  segala  kegiatan  yang  terkait  dengan  pemrosesan,  manipulasi,
pengelolaan, dan pemindahan informasi antar media.
Dalam menghadirkan fungsi teknologi  maka  asas praktis, efektif,  dan efisien menjadi
acuan utama. Artinya kalau kehadirannya justru menyulitkan dan  menambah beban materi
dan waktu maka kehadiran TIK justru tidak ada gunanya. Namun rasanya hal ini tidak akan
terjadi di era informasi ini. Di mana perangkat komunikasi nirkabel sudah merambah sampai
ke  pelosok  pedesaan.  Kehadiran  teknologi  ini  harus  digunakan  sebaik-baiknya  dengan
pengelolaan yang tepat.
Bahan Rujukan
                                                                                    3 | H a l
2.  Prinsip Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Prinsip  umum  penggunaan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  dalam  pembelajaran
adalah sebagai berikut :
a.  Efektif dan efisien,
Penggunaan  ICT  harus  memperhatikan  manfaat  dari  teknologi  ini  dalam  hal
mengefektifkan  belajar,  meliputi  pemerolehan  ilmu,  kemudahan  dan  keterjangkauan,
baik waktu maupun biaya.
b.  Optimal,
Dengan menggunakan ICT, paling tidak pembelajaran menjadi bernilai  “lebih” daripada
tanpa  menggunakannya.  Nilai  lebih  yang  diberikan  ICT  adalah  keluasan  cakupan,
kekinian (up to date), kemodernan, dan keterbukaan.
c.  Menarik,
Dalam  prinsip  ini,  pembelajaran  dikelas  akan  lebih  menarik  dan  memancing
keingintahuan  yang  lebih.  Pembelajaran  yang  tidak  menarik  dan  memancing
keingintahuan  yang  lebih  akan  berjalan  membosankan  dan  kontra  produktif  untuk
pembelajaran.
d.  Merangsang daya kreatifitas berpikir pelajar,
Dengan  menggunakan  ICT  tentu  saja  diharapkan  pelajar  mampu  menumbuhkan
kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat didalam diri mereka. Seorang anak yang
mempunyai  kreativitas  tinggi  tentunya  berbeda  dengan  pelajar  yang  mempunyai
kreativitas  rendah.  Pelajar  yang  mempunyai  kreativitas  tinggi  tentunya  akan  mampu
menyelesaikan  permasalahan dengan cepat dan tanggap terhadap permasalahan yang
muncul. Begitu pula sebaliknya dengan pelajar yang berkreativitas rendah.
Dengan  demikian,  tujuan  teknologi  informasi  dan  komunikasi  (TIK)   akan  sejalan  dengan
tujuan pendidikan itu sendiri  ketika digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan TIK tidak
justru menjadi penghambat dalam pembelajaran namun akan memberi manfaat yang lebih
dalam pembelajaran. Perlu ditegaskan bahwa peran TIK adalah sebagai  enabler  atau alat
untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran. Jadi TIK merupakan
sarana untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
3.  Peran Strategis TIK untuk Pendidikan
Pendidikan memegang peran yang sangat penting bagi terciptanya generasi bangsa
yang  memiliki kompetensi, dedikasi dan kepribadian luhur (berkarakter). Berbagai cara dan
upaya  dapat  dilakukan  agar  proses  belajar  mengajar  menjadi  efektif,  efisien  dan  mampu
merambah keseluruh pelosok penjuru tanah air. Apa yang disampaikan di sekolah-sekolah
Ibu  Kota  Jakarta  baik  sekolah  Unggulan  maupun  Non  Unggulan  juga  disampaikan  di
sekolah-sekolah  terpencil  dengan  tidak  mengurangi  makna  dan  kualitas.  Semua  generasi
bangsa  diharapkan  tidak  merasakan  diskriminasi  pendidikan  dikarenakan  jauh  dari
perkotaan, sulitnya transportasi dan minimnya kompetensi tenaga pendidik.
Sejak dekade 90-an telah dilakukan berbagai macam uji coba pendidikan berbasis TIK
terutama  pada  jenjang  pendidikan  tinggi  (dikti)  dan  Sekolah  Menengah  Kejuruan  (SMK).
(Sudirman  :  2008).  Lebih  jauh  beliau  menyampaikan  bahwa  pada  tahun  2008  lebih  dari
sepuluh ribu sekolah terutama SMA dan SMK bahkan SD dan SMP sudah mulai online.
Bahan Rujukan
                                                                                      4 | H a l
Kehadiran dan kecepatan perkembangan teknologi informasi menyebabkan terjadinya
perubahan dramatis  dalam segala aspek kehidupan. Keberadaannya membuka batas-batas
wilayah  suatu  negara.  Tiap-tiap  Negara  telah  terhubung  satu  sama  lain  menjadi  satu
kesatuan  yang  disebut  global  village  atau  desa  dunia.  Melalui  pemanfaatan  TI  siapa  saja
dapat memperoleh layanan pendidikan dari institusi pendidikan mana saja dan di mana saja
dikehendaki. Secara khusus pemanfaatan TI dalam pembelajaran dipercaya dapat :
a.  Meningkatkan kualitas pembelajaran,
b.  Mengembangkan keterampilan TI (IT Skill),
c.  Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran,
d.  Menjawab the technological imperative (keharusan berpartisipasi dalam TI),
e.  Mengurangi biaya pendidikan,
f.  Meningkatkan rasio biaya manfaat dalam pendidikan (Sudirman: 2008)
Mencermati  pernyataan  di  atas  dapat  diketahui  bahwa  keberadaan  TI  menawarkan
berbagai  macam  kemungkinan  untuk  meningkatkan  kualitas  generasi  bangsa.  Dengan
pembelajaran  mencari  informasi  yang  dibutuhkan  untuk  menunjang  pendidikan  dan
pengembangan  ilmu  pengetahuan  yang  mereka  butuhkan.yang  berkualitas  dan  luasnya
akses  pendidikan  dan  pembelajaran  guru  dapat  secara  individu  dapat  meningkatkan
pengembangan  profesional  mengajarnya.  Pada  sisi  lain,  siswa  dapat  dengan  leluasa
mengakses materi pembelajaran.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimanakah dampak TI dalam sistem pembelajaran?
Dan  bagaimanakah  langkah-langkah  strategi  pemanfaatan  TI  agar  diperoleh  hasil
pembelajaran  yang  optimal?  Sebagai  jawaban  mendasar  adalah  dengan  pendidikan  jarak
jauh  yang  dimulai  dari  generasi  pertama  bentuk  korespondensi  (cetak),  generasi  kedua
multimedia  (Audio,  VCD,  DVD),  generasi  ketiga  pembelajaran  jarak  jauh
(telekonferensi/TVe),  generasi  keempat  pembelajaran  fleksibel  (multimedia  interaktif),
generasi  kelima  e-Learning  (web  based  course),  dan  akhirnya  generasi  keenam
pembelajaran mobile (koneksi nirkabel/www).
Untuk memasuki generasi keenam perlu ada tahapan integrasi. Ini dikarenakan kondisi
masing-masing  daerah sangat  berbeda  dalam hal  demografi  dan  indikator  pendidikannya,
yang  pada  gilirannya  menyebabkan  perbedaan  dalam  mengambil  kebijakan  dan
implementasi TIK dalam pendidikan. Pada satu sisi ada sekolah di daerah terpencil, karena
keterbatasan sumber daya keuangan, tidak ada pasokan listrik, atau kurangnya infrastruktur
dasar lainnya, belum dapat mulai memperkenalkan TIK di sekolah-sekolah. Di tempat  lain,
ada sekolah yang telah sepenuhnya mengintegrasikan TIK dalam kurikulum di semua mata
pelajaran  sedemikian  rupa  sehingga  proses  belajar  mengajar,  ruang  kelas,  administrasi
sekolah, dan seluruh etos organisasi berubah menggunakan TIK.
Untuk  mengukur  tahap  integrasi  TIK  yang  dicapai  oleh  daerah  atau  sekolah  atau
bahkan kelas, UNESCO memberikan model tahapan integrasi. Model ini berfungsi sebagai
representasi dan integrasi TIK dalam pendidikan, ada empat tahapan model integrasi TIK
pada  system  pendidikan  dan  sekolah,  yang  oleh  UNESCO  diistilahkan  dengan  Emerging,
Applying, Infusing, dan Transforming.
a.  Tahap emerging;
Dicirikan  dengan  pemanfaatan  TIK  oleh  sekolah  pada  tahap  permulaan.  Pada
tahapan  ini,  sekolah  baru  memulai  mebeli  atau  membiayai  infrastrktur  TIK,  baik
berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemampuan TIK guru-guru dan
staf administrasi seolah masih berada pada tahap memulai eksplorasi penggunaan
TIK untuk tujuan manajemen dan penambahan TIK pada kurikulum. Pada tahap ini
sekolah masih menerapkan sistem pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah
Bahan Rujukan
                                                                             5 | H a l
ada  kepedulian  tentang  bagaimana  pentingnya  penggunaan  TIK  tersebut  dalam
konteks  pendidikan.  Fokus  di  kelas  adalah  seringnya  belajar  keterampilan  TIK
dasar  dan  mengidentifikasi  komponen  TIK.  Guru  pada  tahap  ini  sering
menggunakan  peralatan  yang  tersedia  untuk  tujuan  profesional  mereka  sendiri,
seperti  pengolahan  kata  untuk  mempersiapkan  lembar  kerja,  spreadsheet  untuk
mengelola daftar kelas, dan jika internet juga tersedia, untuk mencari informasi atau
beromunikasi melalui e-mail. Dengan cara ini, guru mengembangkan keterampilan
literasi  TIK  meraka  dan  belajar  bagaimana  menerapkan  TIK  ntuk  berbagai  tugas
professional  dan  pribadi.  Penekanannya  adalah  pada  belajar  menggunakan
berbagai tools dan aplikasi, dan menjadi dasar akan potensi TIK dalam pengajaran
kedepannya.  Pada  tahap  emerging  praktik  kelas  masih  sangat  banyak  berpusat
pada guru.
b.  Tahap applying;
Dicirikan  dengan  sudah  adanya  pemahaman  tentang  kontribusi  dan  upaya
menerapkan  TIK  dalam  konteks  manajemen  sekolah  dan  pembelajaran.  Dan
biasanya di negara-negara tersebut sudah ada kebijakan masional TIK.
Para tenaga pendidik dan kependidikan telah menggunakan TIK untuk tugas-tugas
yang  berkaitan  dengan  manajemen  sekolah  dan  tuga-tugas  erdasarkan  kuriklum.
Sekolah  juga  sudah  mencobamengadaptasi  kurikulum  agar  dapat  lebih  banyak
menggunakan  TIK  dalam  berbagai  mata  pelajaran  dengan  piranti  lunak  yang
tertentu.
c.  Tahap infusing;
Tahap ini menuntut adanya upaya untuk mengintegrasikan dan memasukkan TIK
ke  dalam  kurikulum.  Pada  pendekatan  ini,  sekolah  telah  menerapkan  teknologi
bebasis  computer  di  laboratorium,  kelas  dan  bagian  administrasi.  Guru  berada
pada  tahap  mengekplorasi  cara  atau  metode  baru  dimana  TIK  mengubah
produktivitas dan pekerjaan professional mereka untuk meningkatkan belajar siswa
dan  pengelolaan  pembelajaran.  Kuriklum  mulai  menggabungkan  subyek
pembelajaran yang mencerminkan aplikasi dunia nyata.
d.  Tahap transforming;
Dicirikan dengan adanya upaya sekolah untuk merencanakan dan memperbaharui
organisasi  dengan  cara  yang  lebih  kreatif.  TIK  menjadi  bagian  integral  dengan
egiatan pribadi dan kegiatan professional sehari-hari di sekolah. TIK sebagai alat
yang  digunakan  secara  rutin  untuk  membantu  belajar  sedemikian  rupa  sehingga
sepenuhnya  terintegrasi  di  semua  pembelajaran  di  kelas.  Fokus  kurikulum
mengacu  pada  learner  centered  (berpusat  pada  peserta  didik)  dan
mengintegrasikan mata pelajaran dengan dunia nyata. TIK diajarkan sebagai mata
pelajaran tersendiri  pada  level profesional dan disesuaikan dengan bidang-bidang
pekerjaan sekaligus sebagai ilmu untuk mendukung model pembelajaran berbasis
TIK dan menciptakan karya TIK. Sekolah sudah menjadi pusat pembelajaran untuk
para komunitasnya. Ketika tahap transformasi tercapai, maka seluruh etos lembaga
tersebut telah berubah : guru dan staf pendukung lainnya menganggap TIK sebagai
bagian alami dari kehidupan sehari-hari lembaga mereka, yang telah menjadi pusat
pembelajaran bagi masyarakat.
Bahan Rujukan
                                                                                6 | H a l
Dewasa  ini  pemanfaatan  TIK  dalam  pendidikan  dapat  dilakukan  melalui  model  lain
yang  dikenal  dengan  Pendidikan  Terbuka  dan  Jarak  Jauh  (PTJJ).  Jadi  PTJJ  merupakan
alternatif model dalam   proses pembelajaran yang memberikan  kesempatan yang luas bagi
peserta didik untuk belajar “kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja”. Kapan saja
artinya  setiap  waktu  tidak kenal  hari libur,  pekerjaan belajar bisa dilakukan.   Dimana saja
artinya tidak kenal tempat baik desa maupun kota yang penting adalah bisa akses internet.
Dengan siapa artinya pihak  provider  sudah menyiapkan segala piranti untuk bahan-bahan
yang sudah siap dikumpulkan dalam server, siap untuk di  download  dan dilakukan proses
pembelajaran.
Gambar 1, Sistem Komunikasi Data
4.  Infrastruktur Jaringan dan Konten TIK
Infrastruktur  jaringan  TIK  terdiri  dari  paduan  banyak  teknologi  dan  sistem.  Sebagai
administrator  jaringan  Anda  harus  mumpuni  dalam  menguasai  teknologi  terkait  agar
nantinya infrastruktur jaringan bisa Anda pelihara dengan relatif mudah, disupport  dengan
baik, dan memudahkan  troubleshooting  jika terjadi suatu masalah, baik masalah berskala
kecil sampai dengan ambruknya sistem jaringan Anda secara global. Infrastruktur jaringan
adalah  sekumpulan  komponen  fisikal  dan  logical  yang  memberikan  pondasi  konektifitas,
keamanan,  routing,  manajemen,  access,  dan  berbagai  macam  fitur  integral  jaringan.  Jika
jaringan  kita  terhubung  dengan  Internet,  maka  kita  akan  lebih  banyak  memakai  protokol
TCP/IP suite yang merupakan protokol yang paling banyak dipakai pada jaringan, baik pada
jaringan berskala kecil di rumahan sampai jaringan global internet.
Bahan Rujukan
                                                                    7 | H a l
a.  Infrastruktur Fisik
Suatu infrastruktur fisik akan banyak berhubungan dengan komponen fisik suatu jaringan
(tentunya sesuai dengan desain jaringan yang kita buat) seperti :
1)  Yang berhubungan dengan masalah pengabelan jaringan, yaitu kabel jaringan yang
sesuai  dengan  topologi  jaringan  yang  Anda  pakai.  Misal  jika  dalam  jaringan  Anda
memakai  backbone Gigabit  Ethernet  maka  sudah  seharusnya  Anda  memakai kabel
CAT5e yang bisa mendukung speed Gigabit.
2)  Semua piranti jaringan seperti :
a) router yang memungkinkan komunikasi antar jaringan local yang berbeda segmen,
b)  switches, bridges yang memungkinkan hosts terhubung ke jaringan,
c)  Servers  yang  meliputi  server  data  file,  Exchange  server,  DHCP  server  untuk
layanan IP address, DNS server dan lain-lain, dan juga hosts .
3)  Infrastruktur  fisik  bisa  mencakup  teknologi  Ethernet  dan  standard  wireless
802.11a/b/g/n,  jaringan  telpon  umum  (PSTN),  Asynchronous  Transfer  Mode  (ATM),
dan semua metode komunikasi dan jaringan fisiknya.
b.  Infrastruktur Logical
Infrastruktur logical dari suatu jaringan komputer bisa merupakan komposisi dari banyak
elemen  software  yang  menghubungkan,  mengelola,  dan  mengamankan  hosts  pada
jaringan.  Infrastruktur  logical  ini  memungkinkan  terjadinya  komunikasi  antar  komputer
melewati  jaringan  fisik  yang  sesuai  dengan  topologi  jaringan.  Sebagai  contoh  dari
infrastruktur logical ini adalah komponen-komponen seperti :
1)  Domain Name System (DNS),
merupakan sistem untuk memberikan resolusi nama dari permintaan clients,
2)  Directory services,
merupakan layanan direktori untuk meng-autentikasi dan autorisasi user untuk masuk
dan menggunakan resources jaringan,
3)  Protokol-protokol jaringan seperti protokol TCP/IP,
adalah  protokol  jaringan  yang  sangat  populer  dan  paling  banyak  dipakai  sebagai
protokol  jaringan  dari  berbagai  platform  jaringan  baik  berplatform  Windows,  Linux,
Unix, dan lainnya.
4)  Sistem keamanan jaringan yang meliputi :
a) Sistem update,
Jika Anda memakai jaringan Windows server, Anda mestinya sudah melengkapi ini
dengan  sistem  update  patch  yang  dideploy  secara  otomatis  kepada  semua  host
dalam jaringan Anda seperti WSUS (Windows System Update Services),
b)  Sistem keamanan terhadap virus,
Untuk kepentingan jaringan yang besar, kita sudah seharusnya membangun suatu
system antivirus corporate edition di mana semua clients akan terhubung ke server
ini untuk download signature datanya secara otomatis,
c)  Sistem keamanan terhadap segala macam ancaman terhadap jaringan yang juga
terkait  dengan  infrastruktur  fisik  seperti  firewall,  pemakaian  IPSec  pada  koneksi
remote VPN dan lainnya,
d)  Segala  macam  policy  dan  guidelines  dari  corporate  tentang pemakaian  resources
jaringan juga tidak kalah pentingnya. Misal  policy  tentang pemakaian  email  dalam
company yang tidak (mengurangi) untuk pemakaian pribadi seperti mailing list yang
bisa memungkinkan banyak email spam dalam system exchange Anda,
5)  Software client penghubung ke server, dan lain-lain.
Bahan Rujukan
                                                                                   8 | H a l
Setelah  terbentuknya  jaringan  infrastruktur  logical  ini,  Anda  sebagai  administrator
perlu mempunyai pengetahuan untuk bisa memahami segala aspek teknologi yang terlibat
didalamnya.  Sebagai  misal  kita  harus  bisa  membuat  desain  IP  address  yang  bisa
diimplementasikan berdasarkan jaringan fisik yang ada, bagaimana kita akan memberikan
IP  address  sebagai  identitas  masing-masing  host  pada  jaringan,  dan  juga  harus  bisa
melakukan troubleshooting  kalau terjadi permasalahan jaringan yang berhubungan dengan
konektivitas, addressing, access, security maupun masalah name resolution.
Perlu diperhatikan juga  masalah  planning  Anda dalam menghadapi  suatu  disaster  –
bencana  dalam  jaringan  Anda.  Bagaimana  kita  menyiapkan  diri  menghadapi  terjadinya
suatu disaster, dan bagaimana kita akan melakukan restorasi kalau  disaster itu benar-benar
terjadi dan menyebabkan sistem kita ambruk. Untuk itu kita h arus bisa mengantisipasi sejak
dini dengan suatu perencanaan yang baik terhadap disaster ini.
Secara  keseluruhan  sistem  Teknologi  Informasi  dan  Komunikasi   (TIK)  yang  sudah
dirancang  oleh  pemerintah  akan  merangsang  untuk  diaplikasikan  tidak  hanya  pada
kelompok  jenjang  pendidikan  tinggi  dan  kejuruan  saja,  tetapi  sudah  dimulai  dari  sejak
sekolah dasar. Cara dan upaya untuk memenuhi hal tersebut yaitu mengupayakan sistem
pembelajaran  dengan  menggunakan  media  elektronik  yang  memungkinkan  bisa
menjangkau  pada  daerah  yang  terpencil  dan  pemenuhan  sarana  internet  sebagai  dasar
untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Prinsip  yang  terpenting  adalah  bagaimana  menyadarkan  seluruh  komponen
pendidikan  akan  peran  penting  TIK  sampai  pada  penggunaan  media  elektronik  dengan
harapan  ada  perkembangan  pada  proses  dan  hasil  pembelajaran  dan  peningkatan
kesadaran  diri  sehingga  diharapkan  munculnya  inovasi  dan  kreatifitas  pada  para  peserta
didik.